Perangi Gizi Buruk
BENGKULU, BE - Pemerintah Daerah (Pemda) Kota Bengkulu bertekad memerangi gizi buruk yang terjadi di wilayah administrasinya. Upaya ini dilakukan dengan merancang program khusus melalui pendampingan intensif terhadap para penderita gizi buruk tersebut. \"Saya minta kepada Pak Kadis Dinkes agar siapapun warga kita yang mengalami gizi buruk, dampingi mereka hingga sembuh.
Buat program yang tepat dan lakukan langkah-langkah yang cepat untuk mengatasi persoalan ini. Jangan sampai menunggu orang yang terkena gizi buruk itu sakitnya bertambah parah,\" kata Walikota Bengkulu H Helmi Hasan SE saat menjenguk Mekar Sari (6), warga RT 2 nomor 37 Kelurahan Anggut Dalam, yang diduga mengalami gizi buruk, kemarin.
Menurut walikota, data yang ia peroleh, baru ditemukan sebanyak 3 kasus gizi buruk di Kota Bengkulu pada tahun ini. Jumlah ini menurun secara drastis pada tahun sebelumnya yang tercatat hingga 39 kasus. Namun Mekar Sari, buah hati pasangan Lukman dan Misnurhayati yang dikunjungi oleh walikota saat itu, bukan penderita gizi buruk. \"Mekar Sari mengalami sakit gangguan pencernaan.
Sehingga dalam waktu yang lama mengakibatkan penyusutan pada tubuhnya. Kami berharap pihak Dinas Kesehatan dapat melakukan langkah persuasif untuk membujuk orang tua mereka agar mau mengobati Mekar ke Jakarta kalau memang tidak bisa diatasi di RSUD M Yunus. Karena Mekar harus diobati perawatan medis yang lebih baik dan dengan peralatan yang canggih. Orang tuanya tak perlu khawatir mengenai biaya. Kita akan membackup melalui Jamkesprov,\" ujarnya.
Sementara itu, Kepala Dinas Kesehatan Kota (DKK) drg Edriwan Mansyur MM mengungkapkan, pihaknya mengalami kesulitan untuk memberikan pengertian kepada orang tua Mekar agar mau mengobati anaknya hingga ke Jakarta. Alasan yang mereka terima adalah karena kesibukan suami dan keterbatasan biaya. \"Namun kami pastikan semua bantuan yang harus mereka terima sudah diberikan secara rutin setiap bulannya,\" terang Edriwan.
Mengenai upaya menangani gizi buruk, Edriwan menjelaskan bahwa pihaknya telah berupaya melakukan langkah antisipasi dengan cara rutin melakukan sosialisasi setiap bulan ke seluruh Puskesmas dan Posyandu. \"Penanganan korban dilakukan dengan pengobatan penuh hingga korban sembuh 100 persen tanpa dipungut biaya. Khusus penanganan dilakukan di Puskesmas Beringin Raya karena hanya di sana disiapkan tenaga medis khusus menangani pasien gizi buruk,\" tandasnya.
Ditambahkannya, selain memperbaiki gizi anak yang menderita gizi buruk, pihaknya juga akan memberikan hal yang sama kepada ibunya. \"Sebab, pasien gizi buruk akan sulit membaik apabila asupan gizi dalam ASI ibunya tidak memadai,\" tukasnya. Disamping itu, Edriwan juga memastikan bahwa DKK akan melakukan deteksi gizi buruk melalui Posyandu rutin setiap bulan di 20 Puskesmas dan 53 Puskesmas pembantu. \"Kami berharap masyarakat bisa ikut berperan aktif dalam kegiatan ini,\" pungkasnya. (009)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: